5:53 PM

Memberi Diri Untuk Melayani

Khotbah Sulung Pendeta Yosafat Ari Wibowo

MEMBERI DIRI UNTUK MELAYANI
(Yohanes 12:26)

Centro Campo-Liga Italia dan Bundes Liga Jerman kini tengah berlangsung. Apakah Saudara termasuk penggemarnya? Tapi paling tidak saudara tahu tentang kedua liga yang tengah digandrungi oleh masyarakat kita. Ada dua unsur yang kita tahu dalam tiap pertandingan, termasuk sepak bola, ada pemain dan penonton. Ada 22 orang pemain di tengah lapangan yang tengah berjuang keras menggiring bola ke gawang lawan. Mereka berlari dan berlari, jatuh-bangun, terpeleset, keseleo, benturan fisik, bahkan tidak jarang pada setiap pertandingan disertai dengan mengucurnya darah. Sebaliknya ada puluhan ribu orang yang duduk menonton pemain yang tengah berjuang keras di arena pertandingan. Mereka bersorak dan menyanjungnya ketika permainan bagus, namun cacian, celaan, ejekan dan umpatan diberikan ketika permainan kurang memuaskan penonton. Para penonton begitu enteng dan emosional melihat kurang baiknya permainan sebab mereka sendiri tidak turun sebagai pemain, tidak merasakan kandisi lapangan, tidak menghadapi betapa sulitnya melalui rintangan lawan.
Gereja adalah sebagai sebuah gelanggang dalam dunia yang berkarya bagi pekerjaan penyelamatan Allah, memelihara keselamatan warga dan memberitakan keselamatan bagi setiap orang. Dalam gelanggang karya penyelamatan Allah tersebut setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi pemain yang langsung terjun dalam pekerjaan itu. Tuhan tidak menghendaki orang percaya berperan sebagai penonton atau komentator, yang bangga melihat kemajuan gerejanya namun mencela, dan “ngrasani” ketika pelayanan gereja kurang memuaskan. Setiap orang percaya harus tahu akan panggilannya, mereka dipanggil untuk melayani dan bukan untuk dilayani, orang percaya harus memberi diri bagi panggilan Allah.
Keharusan memberi diri dikatakan oleh Yesus kepada orang yang hendak menemuiNya pada waktu menjelang perayaan Paskah di Yerusalem. Banyak orang telah mendengar dan melihat mujizat yang dilakukan Yesus (membangkitkan Lazarus), mereka tahu bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan oleh Allah, karena itu mereka tertarik untuk bertemu dengan Yesus.
Menanggapi maksud orang-orang yang ingin bertemu dan hendak mengikutNya, Yesus memberitahukan hal sebenarnya yang harus diperbuat oleh seorang yang akan mengikut Dia. Orang yang mau mengikut Yesus harus mengikuti jalan yang dilaluiNya, yaitu jalan salib. Tidak banyak yang tahu bahwa Mesias yang datang harus menderita dan mati. Memberikan diri bagi orang lain, itulah jalan yang dilakukan oleh Yesus sehingga orang yang mengikutNya harus melakukan hal yang sama, memberi diri bagi orang lain.
Ada tiga hal (ay. 24-26) yang dapat saya tangkap dari tanggapan Yesus kepada orang yang mau menemui dan mengikutNya;
1. Melalui kematian datanglah kehidupan. Yesus mengatakan hanya melalui kematian akan datang kehidupan. Supaya dapat berguna lebih baik lagi maka maka biji gandum harus ditanam (dikubur) dalam tanah, baru dari “kematian” biji gandum tersebut hadir kehidupan baru yang menghasilkan buah.
Demikian juga orang yang mau mengikut Yesus harus mematikan dan mengubur ambisi-ambisi pribadi dan kepentingan pribadi, baru mereka dapat melayani Tuhan. Seorang pengikut Yesus tidak dapat “menghidupkan” sesamnya selama ia masih dikuasai ambisi dan kepentingan pribadi. Seorang pelayan Tuhan tidak akan berhasil mengajak warganya untuk hidup sederhana dan peduli, kalau dia sendiri sibuk memperkaya diri dan tidak peka terhadap kebutuhan orang lain. Melayani Yesus berarti memberi diri untuk mati dari kematiannya datang kehidupan yang menghidupkan orang lain.
2. Pengorbanan: jalan hidup kristen. Tuhan Yesus mengatakan bahwa dengan mengorbankan hidup orang akan mendapatkan hidup. Yesus memperingatkan bahwa orang yang memelihara hidupnya pada akhirnya akan kehilangan hidupnya, dan orang yang mengorbankan hidupnya pada akhirnya akan mendapatkan hidup. Pengorbanan merupakan jalan yang harus ditempuh oleh seorang yang mau mengikutNya dan Yesus mencontohkannya, Ia mengorbankan diriNya untuk manusia. Bagi yang mau mengikut Yesus harus menempuh jalan hidup yang dilalui Yesus, jalan pengorbanan diri bagi orang lain.
Orang Kristen menyadari bahwa mengikut Yesus harus rela berkorban baik berkorban waktu, tenaga, pikiran, maupun dana.
Namun kesadaran itu hanya sebatas dalam kesadaran saja sebab ketika mereka harus menyatakannya dalam perbuatan banyak yang tidak berani menempuh jalan tersebut. Tidak sedikit orang Kristen yang menghindarkan diri dari masalah bot repoting pasamuwan, menghindar untuk menjadi mejelis gereja, menghindarkan diri untuk masuk dalam komisi-komisi, menghindarkan diri dari kepanitiaan, menghindarkan diri dari tugas-tugas pelayanan, serta menghindari tanggung jawab sebagai warga gereja. Mereka memilih untuk menjadi penonton yang bersorak dan mencela dalam kehidupan bergereja. Melayani Yesus berarti berjalan memberikan diri sebagai korban bagi pekerjaan Allah.
3. Melalui ketaatan dalam pelayanan datanglah berkat Tuhan. Orang yang mau melayani dan mengikut Yesus harus taat dalam hidup pelayanannya. Bukan hanya ketika dalam keadaan suka, namun kemanapun Yesus berada pengikutNya harus berada juga. Yesus lebih banyak berada pada mereka yang menderita dan terbuang, dan ditengah-tengah merekalah pengikut Yesus harus berada. Menghibur mereka yang menderita, menguatkan mereka yang lemah, dan menjadi teman bagi mereka yang terbuang. Banyak yang menganggap sebagai suatu kerugian orang yang mau bergaul dengan mereka yang menderita dan tersingkir. Namun Yesus sendiri mengatakan bahwa mereka yang taat melayaniNya, mereka dihormati Bapa, berkat Tuhan ada pada mereka.
Seorang pengikut Yesus diuji ketaatannya dalam pelayanan ketika mereka harus menghadapi hal-hal yang berat, ketika mereka menerima kritikan pedas, ketika mereka menerima perlakuan kasar, ketika mereka menerima fitnah. Ketaatan dalam pelayanan ditunjukkan oleh Yesus ketika Dia menjalani pekerjaan yang diembannya, pekerjaan penyelamatan Allah melalui kayu salib. Melayani Yesus berarti memberi diri berjalan dalam ketaatan dan ketekunan dalam pelayanan.

Kepada orang-orang yang mau mengikutnya Yesus mengajarkan sesuatu yang baru. Yesus mengajarkan bahwa hanya melalui kematian datanglah kehidupan, bahwa hanya dengan mengorbankan kehidupan orang mendapatkan kehidupan, dan hanya melalui ketaatan dalam pelayanan datanglah berkat Tuhan. Pengajaran Yesus ini merupakan panggilan hidup Kristen.
Kita yang mengaku mengikut dan hendak melayaniNya maka kita harus mau melakukan panggilan Yesus tersebut. Kita harus mau memberikan hidup kita, kita harus mengorbankan kepentingan kita, dan kita harus taat dalam pelayanan, setelah itu baru dapat disebut pengikut dan pelayan Yesus. “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka” (II Kor.5:15). Itulah jalan yang harus ditempuh oleh seorang pengikut Kristus, hidup bukan untuk dirinya sendiri tapi bagi Tuhan, memberi diri bagi orang lain.
Terlebih lagi jikalau saat ini GKJ Cilacap memanggil dan manahbiskan pendeta dalam diri saya, maka banyak harapan yang ingin diwujudkan dalam jemaat ini. Keberadaan saya di jemaat ini saya yakini sebagai panggilan Allah untuk melayani jemaatNya. Panggilan tersebut menuntut diri saya untuk berjalan pada jalan panggilan Allah; mengubur ambisi dan kepentingan pribadi, pengorbanan hidup, dan ketaatan dalam pelayanan. Tanggung jawab tersebut tidak ringan, saya tidak akan sanggup mewujudkannya dengan berdasar pada kemampuan dan kekuatan saya. Tetapi jikalau saya sanggup dan mampu, maka kesanggupan dan kemampuan saya itu karena pekerjaan Allah. Firman Allah yang menguatkan setiap orang untuk berjalan dalam panggilan Allah; “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal. 2:20a), Firman inilah yang meyakinkan saya untuk mengemban tugas dan tanggung panggilan Allah atas diri saya.
Panggilan dan keberadaan saya di gereja ini berarti saya bersama majelis gereja dan jemaat GKJ Cilacap dipanggil untuk Allah untuk menjadi pengikutNya yang harus memberikan diri, menjadi pemain-pemain yang harus berjuang keras bagi kedewasaan gereja dan bagi berlangsungnya pekerjaan penyelamatan Allah. Keberadaan kita, sebagai keluarga besar GKJ Cilacap, sebagai tim yang harus berlomba memenangkan pekerjaan Allah melalui gerejaNya. Karena itu marilah kita memberikan diri kita sebagai pemain-pemain yang handal, kita memberi diri untuk melayani dalam gerejaNya. Janganlah panggilan Allah ini ditanggapi dengan mengambil tempat sebagai penonton yang bisanya hanya berteriak dan mencela.
Kedewasaan jemaat dan berlangsung pekerjaan penyelamatan Allah dalam gereja tidak ditentukan oleh usia gereja kita, tidak ditentukan lamanya waktu kita terlibat dalam pelayanan gereja, ataupun oleh kemampuan kita. Namun kedewasaan tersebut terkait dengan kemauan kita untuk dipakai sebagai alatNya.
Dalam tugas panggilan Allah kita bersama-sama memikul bot repoting pasamuwan kita harus mengubur ambisi dan kepentingan pribadi dalam pelayanan, mengorbankan hidup demi pelayanan kepada Allah, serta taat dalam pelayanan. Kalau hal itu kita dasarkan pada kekuatan kita semuanya itu tidak akan dapat terwujud, tetapi ada kuasa yang akan menguatkan dan memampukan kita. Kuasa Allah, itulah yang menolong dan memampukan kita memikul tugas dantanggung jawab sebagai PengikutNya, hingga pada akhirnya kita sanggup memberi diri untuk melayani. AMIN.

0 comments: